Rabu, 31 Oktober 2012

Mova Profil JKT48 Lengkap dan Biodata



 
~
Nama lahir: Allisa Galliomova
~ Nick Nama: Mova
~ D.O.B. : 28 Agustus 1993
~ Tempat Lahir: Bandung
~ Tinggi: 167 cm
~ Horoskop: Virgo
~ Golongan Darah: O
~ Jikoushokai [Pengantar Salam]: "Hai, aku menyukai warna merah dan boneka beruang, nama saya Mova!"
~ Tentang Her: JKT48 anggota yang merah hati, memuja tuan beruang. Sebuah pecandu bit. Sedikit moody. Itulah aku;)

Seorang gadis sederhana dari bandung yang benar-benar mencintai warna merah dan boneka beruang. Mulai perjalanannya dengan sisa JKT48 yang dia disebut 'keluarga' baru. Dengan keringat dan air mata dia perkelahian cara untuk membuat mimpi sebagai idola menjadi kenyataan.

  ~ Agama: Islam
~ Pendidikan: Universitas di Bandung [untuk pergi]
~ Favorit Musisi: Depapepe
~ Favorit Warna: Merah
~ Favorit Nomor: 1
~ Likes: Teddy Bear, Novel Remaja
~ Ancestry: Sumatera dan Sunda

SEJARAH SUMPAH PEMUDA


Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober - Tanggal 28 oktober 1928, sebagai tanggal yang dijadikan Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah lahir. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Moehammad Yamin.

Sejarah Hari Sumpah Pemuda
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. 





Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Johanna Masdani Tumbuan termasuk di antara 71 pemuda yang hadir dalam Kongres Pemuda Kedua, Oktober 1928 dan turut serta mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berlangsung di sebuah gedung yang terletak di Jalan Kramat Raya no. 106 Jakarta Pusat.

Johanna Masdani Tumbuan menjadi seorang saksi sejarah detik-detik Proklamasi Indonesia yang dilakukan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945. Johanna Masdani Tumbuan juga ikut serta menyusun konsep pembangunan Tugu Proklamasi yang sederhana di depan rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur (kini Jl. Proklamasi) no. 56, Jakarta. Tugu ini kemudian dibongkar oleh Bung Karno, namun dibangun kembali pada tahun 1980-an. Baca juga pada Sejarah Perjuangan Pemuda Indonesia dan Sumpah Pemuda oleh David DS Lumoindong.

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.

Posting By : Muhammad Ziqrie

Selasa, 30 Oktober 2012

Sejarah Aqiqah

‘AQIQAH Pengertian ‘Aqiqah Menurut bahasa ‘Aqiqah berasal dari ( 'akhkha - yaukhkhu - yakhkhan ) artinya : memotong. Asalnya dinamakan ‘Aqiqah, karena dipotongnya leher binatang dengan penyembelihan itu.
Ada pula yang mengatakan bahwa ‘aqiqah itu asalnya ialah : Rambut yang terdapat pada kepala si bayi ketika ia keluar dari rahim ibu, rambut ini disebut ‘aqiqah, karena ia mesti dicukur. Adapun menurut istilah agama, yang dimaksud ‘aqiqah itu ialah : Sembelihan yang disembelih sehubungan dengan kelahiran seorang anak, baik laki-laki ataupun perempuan pada hari yang ke tujuh sejak kelahirannya dengan tujuan semata-mata mencari ridla Allah. Sejarah ‘Aqiqah Syariat ‘aqiqah, yaitu menyembelih 2 ekor kambing jika anaknya laki-laki, dan seekor kambing jika anaknya perempuan, telah dikenal dan biasa dilakukan orang sejak zaman jahiliyah, namun dengan cara yang berbeda dengan yang dituntunkan oleh Nabi SAW bagi ummat Islam.
Buraidah berkata : Dahulu kami di masa jahiliyah apabila salah seorang diantara kami mempunyai anak, ia menyembelih kambing dan melumuri kepalanya dengan darah kambing itu. Maka setelah Allah mendatangkan Islam, kami menyembelih kambing, mencukur (menggundul) kepala si bayi dan melumurinya dengan minyak wangi. [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 107]
Dari 'Aisyah, ia berkata, "Dahulu orang-orang pada masa jahiliyah apabila mereka ber’aqiqah untuk seorang bayi, mereka melumuri kapas dengan darah ‘aqiqah, lalu ketika mencukur rambut si bayi mereka melumurkan pada kepalanya”. Maka Nabi SAW bersabda, "Gantilah darah itu dengan minyak wangi". [HR. Ibnu Hibban dengan tartib Ibnu Balban juz 12, hal. 124]
Demikianlah sejarah syariat ‘aqiqah dalam Islam, dan dari riwayat-riwayat diatas serta riwayat-riwayat lain, tampak jelas bagaimana sikap agama tercinta ini dalam menghadapi adat yang sudah biasa berjalan dan berlaku pada masyarakat dan masih mungkin diluruskan.
Tegasnya, Islam sesuai dengan fungsi diturunkannya yaitu sebagai lambang kasih sayang serta memimpin ke arah jalan yang serba positif, maka dalam menghadapi adat istiadat yang sudah biasa dilaksanakan sekelompok manusia, menempuh tiga macam cara yaitu :

a. Menghapusnya sama sekali, bila didalam adat-istiadat itu mengandung unsur-unsur kemusyrikan yang tidak mungkin diluruskan lagi, maupun hal-hal yang membahayakan keselamatan manusia itu sendiri; baik dari segi aqidah (rohani) maupun bagi tata masyarakatnya.

Dalam hal ini Islam tidak dapat mentolerir atau membiarkannya hidup dan bersemi dalam kehidupan ummatnya, karena sesuai dengan kenyataan, bahwa petani yang pandai serta bertanggungjawab terhadap berhasil dan suburnya sang padi, tidak akan membiarkan hidup alang-alang dan rumput-rumput liar yang ada di sekeliling padinya.

b. Sedang bila dalam adat-istiadat tersebut mengandung hal-hal yang bertentangan dengan agama akan tetapi masih dapat diluruskan, maka Islam datang untuk meluruskannya dan kemudian berjalan bersamasama dengan Islam, sebagaimana masalah ‘aqiqah ini. c. Adapun adat-istiadat yang tidak mengandung unsur-unsur kemusyrikan dan kedhaliman serta tidak bertentangan dengan agama, maka Islam memelihara dan memberi hak hidup baginya untuk berkembang lebih lanjut dalam masyarakat tersebut tanpa sesuatu perubahanpu
Hal-hal yang disyariatkan sehubungan dengan ‘aqiqah.

A. Yang berhubungan dengan sang anak

1. Disunnatkan untuk memberi nama dan mencukur rambut (menggundul) pada hari ke-7 sejak hari lahirnya. Misalnya lahir pada hari Ahad, ‘aqiqahnya jatuh pada hari Sabtu.
 

2. Bagi anak laki-laki disunnatkan ber’aqiqah dengan 2 ekor kambing sedang bagi anak perempuan 1 ekor.


3. ‘Aqiqah ini terutama dibebankan kepada orang tua si anak, tetapi boleh juga dilakukan oleh keluarga yang lain (kakek dan sebagainya).


4. ‘Aqiqah ini hukumnya sunnah. Dalil-dalil Pelaksanaan Dari Yusuf bin Mahak bahwasanya orang-orang datang kepada Hafshah binti 'Abdur Rahman, mereka menanyakan kepadanya tentang 'aqiqah. Maka Hafshah memberitahukan kepada mereka bahwasanya 'Aisyah memberitahu kepadanya bahwa Rasulullah SAW telah memerintahkan para shahabat (agar menyembelih 'aqiqah) bagi anak laki-laki 2 ekor 4 kambing yang sebanding dan untuk anak perempuan 1 ekor kambing. [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 35, no. 1549].

Dari Salman bin ‘Amir Adl-Dlabiy, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tiap-tiap anak itu ada ‘aqiqahnya. Maka sembelihlah binatang ‘aqiqah untuknya dan buanglah kotoran darinya (cukurlah rambutnya)". [HR. Bukhari juz 6, hal. 217]

Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berkehendak untuk meng'aqiqahkan anaknya maka kerjakanlah. Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding dan untuk anak perempuan satu ekor kambing". [HR. Ahmad juz 2, hal. 604, no. 2725]

Dari 'Aisyah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah ber’aqiqah untuk Hasan dan Husain pada hari ke-7 dari kelahirannya, beliau memberi nama dan memerintahkan supaya dihilangkan kotoran dari kepalanya (dicukur)". [HR. Hakim, dalam Al-Mustadrak juz 4, hal. 264, no. 7588]

Keterangan : Hasan dan Husain adalah cucu Rasulullah SAW.



Dari Samurah bin Jundab, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Tiap-tiap anak tergadai (tergantung) dengan ‘aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ke-7, di hari itu ia dicukur rambutnya dan diberi nama". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 106, no. 2838]

Dari Samurah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7, dicukur rambutnya, dan diberi nama”. [HR. Ibnu Majah juz 2, hal. 1056, no. 3165]
B. Yang berhubungan dengan binatang sembelihan

1. Dalam masalah ‘aqiqah, binatang yang boleh dipergunakan sebagai sembelihan hanyalah kambing, tanpa memandang apakah jantan atau betina, sebagaimana riwayat di bawah ini :

Dari Ummu Kurz (Al-Ka'biyah), bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang ‘aqiqah. Maka jawab beliau SAW, "Ya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing dan untuk anak perempuan satu ekor kambing. Tidak menyusahkanmu baik kambing itu jantan maupun betina". [HR. Tirmidzi, dan ia menshahihkannya, juz 3, hal. 35, no. 6 1550] Dan kami belum mendapatkan dalil yang lain yang menunjukkan adanya binatang selain kambing yang dipergunakan sebagai ‘aqiqah. 2. Waktu yang dituntunkan oleh Nabi SAW berdasarkan dalil yang shahih ialah pada hari ke-7 semenjak kelahiran anak tersebut. [Lihat dalil riwayat 'Aisyah dan Samurah di atas] Hal-hal yang perlu diperhatikan : Dalam masalah ‘aqiqah ini banyak orang yang melakukannya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Nabi SAW. Tetapi bila mereka ditanya dalilnya atau tuntunannya, mereka sendiri tidak dapat mengemukakannya dengan jelas. Maka dalam brosur ini kami suguhkan kepada saudara-saudara kaum Muslimin, dalil-dalil yang biasa dipergunakan sebagai dasar amalanamalan yang berhubungan dengan masalah ‘aqiqah, sedang dalil tersebut adalah lemah dan tidak dapat dipergunakan sebagai hujjah/alasan dalam masalah hukum. Diantaranya : 1. Adzan dan Iqamah pada telinga bayi yang baru lahir.

Dari Abu Rafi' ia berkata, "Saya pernah melihat Rasulullah SAW membaca adzan (sebagaimana adzan) shalat, pada kedua telinga Hasan ketika dilahirkan oleh Fathimah". [HR. Ahmad juz 9, hal. 230, no. 23930, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Ashim bin ‘Ubaidillah]

Dari Husain bin Ali RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mempunyai anak yang baru dilahirkan, kemudian ia mensuarakan adzan di telinga yang kanan, dan iqamah pada telinga yang kiri (anak itu) tidak diganggu oleh Ummush Shibyan (sejenis syaithan)". [HR. Ibnus Sunni hal. 220, dla’if karena dalam sanadnya ada perawi bernama Jabarah bin Mughlis, Yahya bin ‘Alaa’ dan Marwan bin Salim] Keterangan : Hadits yang pertama diriwayatkan juga oleh Hakim dan Baihaqi serta diriwayatkan pula oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan lafadh yang agak berbeda. Hadits itu dishahihkan oleh Imam Tirmidzi. Dan hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Imam Abu Nu'aim dan Ath-Thabrani sebagai berikut :

Beliau (Nabi SAW) membaca adzan pada telinga Hasan dan Husain RA. [HR. Abu Nu'aim dan Thabrani] Hadits-hadits tersebut (yang diriwayatkan oleh Ahmad, Hakim, Baihaqi, Abu Dawud dan Imam Tirmidzi di atas) kesemuanya meriwayatkan hadits tersebut dari jalan 'Ashim bin 'Ubaidillah, dan ia telah dituduh dengan keras oleh Imam Syu'bah sebagai pendusta. Dan Imam Bukhari, Abu Zar'ah dan Abu Hatim berkata bahwa riwayat itu munkar. Demikian pula menurut Imam Daruquhtni, ia mengatakan bahwa riwayatnya tidak boleh diterima, sebab ia seorang yang lalai, Ibnu Khuzaimah berkata : "Saya tidak mau berdalil dengan riwayatnya karena ingatannya tidak baik".

Adapun hadits yang kedua (HR. Ibnu Sunni) tersebut juga lemah, karena dalam sanadnya ada perawi yang bernama : Jabarah bin Mughlis, Yahya bin ‘Alaa’ dan Marwan bin Salim, ketiganya dlaif.



2. Tentang ‘aqiqah yang dikerjakan pada selain hari ke-7 yaitu pada hari yang ke-14, ke-21, setelah tua dan sebagainya, adalah sebagai berikut :

Dari ‘Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, dari Nabi SAW beliau bersabda, " ‘Aqiqah itu disembelih pada hari ke-7, atau ke-14, atau ke-21 nya". [HR. Baihaqi dan Thabrani, dan lafadh ini bagi Baihaqi juz 9, hal. 303]

Dari Anas RA bahwasanya Nabi SAW ber’aqiqah untuk dirinya sesudah beliau menjadi Nabi". [HR. Baihaqi juz 9, hal. 300] Keterangan : Hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dan Thabrani tentang kebolehan ber’aqiqah pada hari ke-14, dan ke-21 tersebut di atas adalah dla'if, karena dalam isnadnya terdapat seorang bernama Ismail bin Muslim yang dilemahkan oleh Imam-imam : Ahmad, Abu Zar'ah, Nasai dan lain-lain. Sedang hadits yang menjelaskan bahwa Nabi ber’aqiqah untuk dirinya setelah menjadi Nabi, itupun tak dapat dipakai sebagai hujjah/dasar, karena dalam isnadnya terdapat seorang bernama Abdullah bin Muharrar yang dilemahkan oleh imam-imam : Ahmad, Jauzani, Daruquthni, Ibnu Hibban, Ibnu Ma'in dan lain-lainnya.



3. Tentang shadaqah seberat rambut yang dicukur dari kepala si Anak.

Dari Ali bin Abu Thalib, ia berkata : Rasulullah SAW telah ber’aqiqah bagi Hasan seekor kambing dan bersabda, "Ya Fathimah, cukurlah rambutnya dan bersedeqahlah seberat rambut kepalanya dengan perak". Maka adalah beratnya satu dirham atau setengah dirham". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 37, no. 1556, dan ia mengatakan : Ini hadits hasan gharib

Posting By : Indah Hesty Afriani

Jumat, 19 Oktober 2012

Gapai Bintang, Raih Kejayaan : Kemenangan SMP Negeri 21 Pontianak dalam LFP II




Prestasi membanggakan, kembali di raih SMP Negeri 21 Pontianak. Setelah sebelumnya, dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu, SMP Negeri 21 berhasil mendapat Juara I pada Lomba Pengetahuan Sejarah dan Budaya tingkat SMP se-Kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya, meraih juara I pada Lomba Futsal AJS (Aliansi Journalist Sport) se-Kalimantan Barat dan meraih juara III pada kategori Dance yang termasuk dalam rangkaian perlombaan Futsal AJS .
Kali ini, selang beberapa hari setelah kemenangannya pada lomba Futsal AJS, SMP Negeri 21 Pontianak lagi-lagi meraih Gelar juara setelah berhasil meraih kemenangan pada laga Final melawan SMP N 01 Sui. Raya pada Liga Futsal Pelajar (LFP) tingkat SMP se-Kalimantan Barat yang berlangsung pada Sabtu malam (13/10).
Liga Futsal Pelajar berlangsung di GOR Pangsuma Pontianak yang  mulai tanggal 5 Oktober sampai dengan 13 Oktober 2012.

Laga Final malam itu berlangsung seru, hal ini terlihat dari animo para suporter masing-masing sekolah untuk mendukung sekolah kebanggaannya. Bermacam cara mereka lakukan, dari memakai kostum yang kompak, hingga hal-hal  menarik lainnya.
Setelah sebelumnya sempat tertinggal 1-0, SMP N 21 dapat menyesuaikan permainan lawan yang berasal dari Kab. Kubu Raya hingga menciptakan skor 2-1 di babak pertama dan berakhir di babak kedua dengan skor terpaut jauh. SMP Negeri 21 Pontianak, berhasil mengalahkan SMP Negeri 01 Sui. Raya dengan skor yang cukup telak, yaitu 8-2 atau terpaut 6 poin dari lawan.
SMP Negeri 21, pada tahun ini menurunkan 10 pemain terbaiknya, dengan 5 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Pemain inti terdiri dari M. Juari (9 E), Teguh (9 E), Jairi (9 E), Eko Wahyudi (9 D), serta Randa Saputra (9 E). Pemain cadangan antara lain Egy Putra (9 A), Ilham (9 A), M. Roky (9 E), Sabuan (9 E), dan Johri.  Tim ini dilatih oleh guru Penjaskes SMP N 21 sendiri, yaitu Bapak Pribowo Wahyu Adi.
Hasil membanggakan ini diraih bukan hanya sekedar karena latihan, tetapi diraih karena kerja keras pemain dan pelatih, rasa solidaritas yang tinggi, serta profesionalisme masing-masing pemain dan pelatih yang didukung dengan doa dan usaha.
Pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, di babak penyisihan SMP Negeri 21 berhasil mengalahkan SMP Negeri 14 Pontianak yang dengan skor telak 7-0 selanjutnya mengalahkan SMP Negeri 06 Pontianak dengan skor 6-1 dan pada babak semifinal berhasil mengalahkan SMP Negeri 16 Pontianak dengan skor 7-1
Kemenangan ini bukan kali pertama, sebelumnya pada tahun 2011, SMP N 21 juga berhasil meraih gelar juara pada ajang kompetisi serupa. Diharapkan, di tahun mendatang kemenangan ini dapat kembali diraih sehingga Piala Bergilir ajang bergengsi ini, dapat dipegang oleh SMP Negeri 21 Pontianak.
Penyerahan piala dilaksanakan pada Upacara Bendera (15/10), disaksikan oleh seluruh siswa dan dewan guru. Kepala Sekolah, Ibu Dra. Sri Yanti berpesan, raihlah prestasi sebanyak-banyaknya. Ibarat bintang dilangit, petik dan gapai semua. Semakin banyak yang kita raih, maka semakin baik pula.
Dan satu hal, prestasi-prestasi yang telah SMP Negeri 21 Pontianak ini, setidaknya dapat membuktikan, bahwa mereka ada ‘di antara’ kita.



Posting By : Fathur Hafizhi

Kamis, 18 Oktober 2012

SELAMAT ULANG TAHUN KOTA PONTIANAK !!!



Selamat Ulang Tahun !! Selamat Ulang Tahun !! Selamat Ulang Tahun Pontianak ! Selamat Ulang Tahun...hihihi
Selamat Ulang Tahun Kota Pontianak yang ke-241 Tahun..
Kota Pontianak kita yang tercinta ini, sudah tua juga, ya! Lebih dari 2 abad malah...ckckck
241 tahun itu, bukanlah waktu yang singkat. Seiring bertambahnya usia, berkembangnya zaman, derasnya arus globalisasi, kota Pontianak telah banyak berubah dan menampakkan wajah barunya.
Sebelum kita bahas perayaan-perayaan dalam rangka hari jadi Kota Pontianak, yuk kita lihat sejarah singkat berdirinya Kota Pontianak.
SEJARAH BERDIRINYA KOTA PONTIANAK
Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat di Indonesia.
Kota ini terkenal sebagai Kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Di utara kota ini, tepatnya Siantan, terdapat monumen atau Tugu Khatulistiwa yang dibangun pada tempat yang tepat dilalui garis lintang nol derajat bumi. Selain itu Kota Pontianak juga dilalui Sungai Kapuas yang adalah sungai terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas membelah kota Pontianak , simbolnya diabadikan sebagai lambang Kota Pontianak.
Asal nama Pontianak dipercayai bermakna Kuntilanak atau hantu perempuan. Konon, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie tiba di daratan Pontianak , ia bertemu dengan hantu kuntilanak dan berhasil mengusirnya.
Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie adalah Pendiri dan Sultan pertama Kerajaan Pontianak. Beliau dilahirkan pada tahun 1142 Hijriah / 1729/1730 M, putra Al Habib Husin, seorang penyebar ajaran Islam yang berasal Arab.
Tiga bulan setelah ayahnya wafat pada tahun 1184 Hijriah di Kerajaan Mempawah, Syarif Abdurrahman bersama dengan saudara-saudaranya bermufakat untuk mencari tempat kediaman baru. Mereka berangkat dengan 14 perahu Kakap menyusuri Sungai Peniti. Waktu dzuhur mereka sampai di sebuah tanjung, Syarif Abdurrahman bersama pengikutnya menetap di sana . Tempat itu sekarang dikenal dengan nama Kelapa Tinggi Segedong.
Namun Syarif Abdurrahman mendapat firasat bahwa tempat itu tidak baik untuk tempat tinggal dan ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke hulu sungai. Tempat Syarif Abdurrahman dan rombongan sembahyang dhohor itu kini dikenal sebagai Tanjung Dhohor.
Ketika menyusuri Sungai Kapuas, mereka menemukan sebuah pulau, yang kini dikenal dengan nama Batu Layang, dimana sekarang di tempat itulah Syarif Abdurrahman beserta keturunannya dimakamkan. Di pulau itu mereka mulai mendapat gangguan hantu Pontianak . Syarif Abdurrahman lalu memerintahkan kepada seluruh pengikutnya agar memerangi hantu-hantu itu. Setelah itu, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Kapuas.
Menjelang subuh 14 Rajab 1184 Hijriah atau 23 Oktober 1771, mereka sampai pada persimpangan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Setelah delapan hari menebas pohon di daratan itu, maka Syarif Abdurrahman lalu membangun sebuah rumah dan balai, dan kemudian tempat tersebut diberi nama Pontianak. Di tempat itu kini berdiri Mesjid Jami dan Keraton Kadariah.

Akhirnya pada tanggal 8 bulan Sya’ban 1192 Hijriah,bertepatan dengan hari isnen dengan dihadiri oleh Raja Muda Riau, Raja Mempawah, Landak, Kubu dan Matan, Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak dengan gelar Syarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Dibawah kepemimpinannya kerajaan Pontianak berkembang sebagai kota pelabuhan dan perdagangan yang cukup disegani.
ARTI GAMBAR DAN LAMBANG
Kota Pontianak didirikan dengan permohonan Ridho Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 23 Oktober 1771 dibawah Garis Khatulistiwa didaerah tiga cabang sungai, mempunyai hasil dasar Karet dan Kelapa dengan sifat – sifatnya yang terpuji, menuju masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila sesuai dengan Falsafah Negara Republik Indonesia.
Lambang Kota Pontianak digambarkan sebagai berikut :
- Bentuk Lambang berupa bulatan Kubah
- Pada sisi sebelah kanan 23 lembar daun Karet dan di sisi kiri 10 lembar daun Kelapa
- Diantara daun – daun tersebut menyinar dari bawah keatas 5 sinar dan pangkal sinar ditulis angka 1771
- Ditengah – tengah melintang garis Khatulistiwa diatas sungai bercabang tiga
- Tulisan KOTA PONTIANAK membentang dari pangkal daun Karet sampai kepangkal daun Kelapa
Bentuk dari keseluruhan Lambang Daerah ialah bulatan Kubah bertumpu pada pita bertulisan KOTA PONTIANAK, yang berarti KOTA PONTIANAK didirikan dengan ditandai berdirinya sebuah Masjid sebagai lambang Keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
DARI SUDUT WARNA DAN MAKNA
Warna dasar kuning emas melambangkan Keagungan
Hijau daun melambangkan kesuburan
Biru laut melambangkan keyakinan
Merah melambangkan keberanian
Putih melambangkan kesucian
Hitam menunjukkan Garis Khatulistiwa
Bulatan Kubah melambangkan harapan
Lima garis sinar berarti Dasar Negara Pancasila
Garis melintang hitam ditengah – tengah maksudnya Kota Pontianak terletak tepat pada Garis Khatulistiwa
Daun karet dan kelapa melambangkan usaha pokok masyarakat untuk mencapai kemakmuran.
Sungai bercabang tiga melambangkan Kota Pontianak dibelah sungai bercabang tiga.
Daun karet 23 lembar dan daun kelapa 10 lembar berarti berdirinya Kota Pontianak pada tanggal 23 Oktober Angka 1771 adalah Tahun Masehi berdirinya Kota Pontianak. Tulisan Kota Pontianak adalah kedudukan Pemerintah Daerah Kotamadya Pontianak.

JULUKAN KOTA PONTIANAK
Kota Pontianak kita ini, punya beberapa julukan lho, antara lain :
1.      Kota Bersinar, kalau pernah lihat, tulisan ini terdapat di gerbang antara Kota Pontianak dan Kab. Kubu Raya, yang berbunyi “Pontianak Kota Bersinar”
2.      Kota Khatulistiwa, ya apalagi kalau bukan? Kota Pontianak kan salah satu kota didunia yang dilewati oleh garis khatulistiwa nol derajat. Di Pontianak juga terdapat tugu Khatulistiwa yang terletak di Kec. Pontianak Utara
3.      Kota Seribu Parit, julukan ini diberikan karena di Pontianak terdapat banyak parit-parit (parit= sungai yang lebih kecil). Namun, meskipun dijuluki Kota Seribu Parit, tak lantas membuat Kota Pontianak terbebas dari banjir.

PERAYAAN SEPUTAR HARI JADI KOTA PONTIANAK YANG KE-241
Untuk menyemarakkan hari jadi Kota yang dikenal dengan Kota Khatulistiwa ini, Tahun ini ada beberapa event spesial yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kota Pontianak. Kegiatan ini diberi nama "PONTIANAK OKTOBER FESTIVAL" dimana didalamnya ada sekitar 22 kegiatan dalam rangka menyemarakkan hari jadi Kota Pontianak .
Berikut, 5 Perayaan PONTIANAK OKTOBER FESTIVAL yang spesial versi F-Vanty 219Tha :
  
                        1    Festival Arak-arakan Pengantin

Festival arak-arakan pengantin diikuti oleh ratusan pasang pengantin. Kegiatan ini berpusat disudut Jalan Gajah Mada. Pertunjukan langka ini disaksikan oleh ribuan orang. Mereka ini berasal dari 17 regu, utusan-utusan semua kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Tentu saja mereka semua menggunakan baju adat, laki-laki pakai teluk belanga, sedang wanita berbaju kurung.

Cukup menarik adalah tradisi Antaran. Barang-barang Antaran biasanya terdiri dari tiga unsur, yaitu; pangan, sandang, dan papan. Oleh para peserta, barang-barang itu dihias sedemikian rupa. Ada kain yang dilipat hingga menyerupai boneka dinosaurus, ada yang mengubah telur menjadi wayangan, dan masih banyak kreatifitas lainnya. Bahkan ada merangkai celana dalam dan bra menjadi bebek-bebekan. Sementara itu, Bunyi tahar, rebana, dan tanjidor saling bersahutan seakan meramaikan suasana perjalanan dari Gedung Graha Pena Pontianak Post menuju Warung Kopi Winny.
Biarpun tajuknya; Arak-Arakan Pengantin, ternyata banyak atraksi dan kesenian yang terkandung di dalamnya. Di depan dewan juri hal-hal itu dipamerkan. Hampir setiap regu unjuk kelihaiannya dalam berpantun. Budaya berpantun memang adalah bagian dari acara upacara pernikahan Melayu Pontianak. Sebagian kelompok menampilkan atraksi pencak silat yang mengundang decak kagum. Aslinya, makna dari upacara arak-arakan ini adalah sebagai media pemberitahuan kepada seluruh masyarakat sekitar, bahwa salah seorang dari warganya telah sah menjadi pasangan suami-isteri. Di samping itu, tujuannya juga untuk memberitahukan kepada seluruh lapisan masyarakat agar turut meramaikan perkawinan tersebut. Begitu panjangnya prosesi bisa dimaknai agar kedua mempelai tidak menganggap remeh sebuah pernikahan.
 
            2.   Festival Drumband dan Fashion Road SD dan SMP
Festival ini diikuti oleh belasan unit DrumBand beserta team Fashion Road SD dan SMP sekota PONTIANAK dan Kabupaten Kubu Raya berpusat di Jalan Gajah Mada. Festival ini berhasil mengundang daya tarik wisatawan lokal maupun nusantara. Tema lomba ini pun berbeda-beda untuk tingkat SD,SMP bertema HOROR.
Tema horor bukan membuat warga menjadi takut dengan hantu-hantu tersebut, melainkan gelak tawa yang ada, karena ada beberapa anak SD yang menggunakan kostum tuyul sembari mengibar-ngibarkan uang kertas sepuluh hingga lima puluh ribuan. 






3         3.    International Borneo Sumpit Tournament (IBOST)

 
Kegiatan yang menurut Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementrian Pariwisata dan Ekononomi Kreatif bapak M. Farid sebagai kegiatan yang menggabungkan dua unsur yakni olahraga dan wisata ini juga merupakan suatu kegiatan dalam rangkaian peringatan hari jadi kota Pontianak ke 241 Tahun.
Acara ini merupakan kerjasama Kementrian Pariwisata dan Ekononomi Kreatif dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat serta Dinas Pariwisata Kota Pontianak dalam upaya meningkatkan promosi pariwisata Kalimantan Barat dan pelestarian tradisi budaya sumpit sebagai cabang olahraga nasional serta kebudayaan nasional dan akan digelar mulai 5 Oktober hingga 7 Oktober 2012. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa provinsi Indonesia dan beberapa negara tetangga.
4.      Festival Layang-Layang

Gelar Permainan Rakyat Layang-Layang yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu (16 – 17 Oktober 2012) di Kabon Sajoek PSP ini bertujuan mengakomodir keinginan masyarakat khususnya masyarakat pecinta layang-layang hias agar dapat bermain dan menyalurkan kreativitasnya di kota Pontianak. Kota Pontianak pada saat ini memang melarang masyarakat untuk bermain layang-layang yang menggunakan tali kawat karena dapat berbahaya bagi masyarakat dan dapat merusak jaringan listrik PLN. Tentu masyarakat Kota Pontianak masih ingat tewasnya pengendara motor akibat terlilit tali layang-layang yang terbuat dari kawat. Jadi, kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pontianak, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pontianak disambut baik oleh masyarakat.
Untuk lomba layang-layang hias itu sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yaitu layang-layang hias dua dimensi dan tiga dimensi. Dalam kegiatan yang didukung 0leh PLN kalbar ini, terdapat 8 grup yang terdiri dari 28 peserta dengan 35 buah layang-layang dua dimensi dan 15 buah layang-layang jenis tiga dimensi yang ikut ambil bagian.
5.      Lomba Sampan
 
Lomba ini menjadi rangkaian Semarak Pontianak 241 tahun yang diikuti 70 grup sampan laki-laki dan 25 grup sampan wanita yang mayoritasnya ibu-ibu.Saat ditanyai mengenai kawasan Sungai Jawi ini, Walikota Pontianak mengajak masyarakat untuk memperhatikan dan melestarikan kegiatan-kegiatan olahraga tradisional ,seperti lomba sampan.Lalu ia mengatakan juga bahwa nantinya akan ditindaklanjuti oleh persatuan dayung seluruh Indonesia yang berada di Pontianak. "Sungai Jawi ini cocoknya kano, kalau bidar, bidar itu sungai besar", ungkap Pak Walikota. Lebih lanjut, belia ingin Sungai Jawi ke depannya menjadi aset baru wisata di Kota Pontianak ini.
Meskipun hujan deras kembali melanda, perlombaan yang menjadi objek wisata baru di Kota Pontianak ini, tetap berlanjut kendatipun peserta harus berbasah-basahan.














Posting By : Kelompok 4